Monday, September 28, 2009

Super Aneh

Hari ini adalah hari super aneh karena aku melihat banyak hal aneh terutamanya manusia-manusia yang berperilaku dan berpakain aneh.

Harus aku akui aku bangun telat pagi ini, itupun dengan alasan yang super memihak diri sendiri yakni karena dinginnya musim semi ini. Hari ini suhu udara terendah dalam beberapa minggu di bulan September ini. Suhu tertinggi hanya 13 dan terndah 7. Di pagi hari sewaktu aku bangun, aku cek lagi suhu udara ternyata masih 10 derajat. Aku tidak ingin beranjak dari tempat tidurku yang nyaman tetapi aku harus bangkit karena perutku sudah mulai keroncongan.

Setelah negosiasi ini dan itu, aku bersama teman-temanku berangkat menuju Melbourne Central. Kami inigin melepas suntuk sambil mengerjakan sesuatu yang berguna. Hari ini tujuan utama adalah menuju konjen RI yang ada di kota untuk mengurus hal yang penting pula. Namun Melbourne Central menjadi tempat untuk melepas suntuk dan cuci mata at least kami boleh window shopping.

Duduk bersandar ke bangku di depan toko sambil menikmati snack yang kami bawa, kami dapat melihat orang yang lalu lalang dan yang keluar masuk toko. Ada yang hanya melihat-lihat dan pergi dan ada yang memang ingin membeli sesuatu, tapi kebanyakan hanya seperti kami, untuk window shopping. Kalau kami karena terbatasnya uang di saku, kalau mereka, aku tidak berani menjudge.

Namun, aku menemukan orang aneh hari ini. Ada beberapa pasang orang yang berpakain aneh, berias aneh, berjalan aneh, dan bertingkah aneh. Ada seorang pria yang memakai jubah panjang hitam dengan rambut yang diikat dengan kain yang panjang sampai menyentuh lantai dengan riasan wajah yang menyeramkan berjalan begitu tegap dengan memegang tangan kekasihnya. dari cara aku melihatnya, dan sedikit tergesa-gesa. Mereka tidak tertarik melihat toko-toko yang berjejer di sepanjang jalan tetapi fokus dalam jalan yang mereka tempuh. Sungguh aneh. Hal ini mengingatkan aku akan pengikut ajaran tertentu yang tidak mengakui Tuhan. Hem, mungkin mereka sedang dalam perjalanan menuju sebuah pertemuan penting dalam ajaran mereka.

Tak lama sesudahnya aku melihat sepasang lagi yang berpakain sangat aneh. Mereka memakai kostum seperti kurcaci karena bajunya yang memiliki topi seperti kurcaci.Kostum mereka tampak sangat jelek dan usang dan bermotif kotak-kotak, merah, abu-abu, hijau, dan biru. Kalau pasangan ini masih berminat masuk toko walau keluar tampa membeli apapun. Yang paling aneh dari pasangan ini bukanlah dandananya yang aneh dan riasan wajahnya yang ngejreng tapi kakinya yang tidak beralas sendal atau sepatu. Mereka tidak memakai alas kaki sama sekali. Hem, hal ini mengingatkan aku bahwa ada orang yang aku dengar dari suku yang sama denganku tidak pernah memakai alas kaki kemanapun dia pergi, namun itu karena dia memiliki ilmu aneh yang membuat dia berpantang memakai alas kaki kemanapun. Apakah pasangan ini juga seperti itu, memiliki ilmu aneh? Namun melihat kostumnya aku berpikir lagi bahwa mereka ini adalah bagian dari sejenis ajaran yang juga tidak mengakui Tuhan.

Hari ini memang sungguh aneh karena aku melihat beberapa orang yang super aneh. Aku harap aku tidak menemukan orang-orang aneh lagi di lain waktu. Cukuplah aku menemukan manusia yang sederhana dalam kewarasan yang normal dan masuk akal.






Monday, September 21, 2009

Luka Dingin

Judul yang mungkin membingungkan karena merupakan terjemahan langsung dari cold sore. Sengaja aku menulis tentang hal ini karena aku kira hal ini sangat perlu untuk diketahui dan diwaspadai terutama bagi orang asia yang berniat tinggal di negara yang memiliki musim dingin.

Jika tinggal di musim dingin selalulah waspada jenis orang yang bagaimanakah anda. Ketahui anda alergi pada apa. Aku bukan tipe orang yang ada alerginya, namun setelah dalam 2 kali kesempatan tinggal di Melbourne di musim dingin, aku dapati diriku tidak tahan dengan dingin. Mungkin aku alergi dingin, sehingga dalam masa 2 bulan muncullah di bibirku, lower lip, sebuah luka, disebut luka dingin. Bentuknya pada awalnya seperti jerawat dan berwarna seperti jerawat, namun karena aku tidak menganggapnya serius, aku tidak begitu memperhatikannya, aku tetap berikan lip blouse. Amat disayangkan karena luka yang pertama membawa luka yang lain sehingga aku memperhatikan sudah ada 3 luka berbentuk jerawat di bibirku. Bangun pagi keesokan harinya aku amati luka itu sepertinya mengandung air. Hal ini membuat aku mulai takut, aku search internet dan tulis 'cold sore,' dan hasilnya sangat mengejutkan. Luka dingin ini sangat berbahaya jika dibiarkan, dan gambar-gambar yang ditampilkan sangat menjijikkan dan menakutkan.

Sebenarnya aku sudah berusaha menjaga kesehatan tubuhku dengan memberikan lip blouse di bibirku dan pelembab kulit disekujur tubuhku setelah mandi, dan terutama telapak tangan karena itulah bagian yang amat rentan dengan kekeringan dan luka akibat dingin.

Segera aku pergi ke apotik terdekat, walau pada awalnya aku berencana pergi ke dokter. Aku minta rekomendasi dari pharmacist yang aku temui dengan menunjukkan bibirku. Dia menyarankan aku menggunakan amcal cold sore dan mengoleskannya 5-6 kali sehari. Aku melakukannya sesuai petunjuk,namun hatiku masih tidak tenang karena sepertinya dalam 3 hari tidak ada kemajuan sama sekali. Namun, aku tetap mengoleskannya dengan harapan akan terjadi penyembuhan. Aku tidak bisa menyembunyikannya karena aku harus pergi ke kampus. Di kampus teman-temanku memperhatikan dan ada yang mengatakan hal itu biasa sehingga membuat aku terpelongok. Ada pula yang mengatakan aku tidak istirahat yang cukup dan terlalu capek. Mereka katakan pasti karena aku terlalu keras belajar sehingga aku mengalami luka dingin. Apa hubungannya capek dengan bibir luka dingin? otakku dan hatiku tak dapat menerimanya. Namun, tidak setelah dosenku melihat bibirku. Aku menjadi percaya bahwa mungkin ada faktor karena aku terlalu capek setelah dosenku mengatakan bahwa itu bisa terjadi karena aku tidak istirahat yang baik, terlalu capek, dan tidak menjaga makanan yang kukonsumsi. Dia menasehati aku agar tidur lebih awal setiap malam, menjaga makanan yang aku konsumsi, menjaga kesehatanku agar tidak teralu letih dan menyuruh aku minum madu dengan lemon. Well, lemon itu sendiri dia berikan padaku, entah darimana diambilnya, setelah usai kuliah.

Akhirnya aku mulai memperhatikan waktu tidurku, tidak tidur terlalu larut, makan tepat waktu, mulai olahraga jalan pagi, tidak terlalu memforsir diri untuk belajar, dan minum air lemon dengan madu setiap hari, ditambah dengan mengolesi amcal cold sore ke bibirku 5-6 kali sehari. Alhasil, aku bisa sembuh, di hari ketujuh, bibirku sudah pulih, walau masih merah, namun tidak sakit lagi, tidak gembung dan tidak berair. Aku sangat senang karena aku bisa sembuh dalam seminggu karena jika tidak itu artinya aku harus pergi ke dokter.

Jadi, jika anda tidak ingin mengalami nasib seperti aku, belajarlah dari pengalaman yang aku bagikan kali ini.

Mari hidup sehat dan bahagia.

Seuntai doa

Kakiku melangkah menapaki jalan yang melintas sebuah terowong jembatan menuju stasiun bus. Aku selalu malalui terowong kereta api untuk bisa mencapai jalan diseberang dimana aku biasa naik bus. Kali ini aku berangkat lebih awal 30 menit dari biasa karena hari ini aku ingin melakukan sesuatu.

Seperti biasa aku akan menunggu bus di halte sampai bus tiba, dan saat ini aku harus menunggu 10 menit karena bus yang sebelumnya baru saja melintas. Mungkin aku kurang beruntung hari ini, atau mungkin aku sudah mengaturnya sedemikian karena aku ingin melakukan sesuatu.

Sepanjang perjalanan aku sudah menggenggam rosario kecil terbuat dari kayu, hadiah yang aku terima beberapa bulan yang lalu, dan mulai mendaraskan doa-doanya sepanjang perjalanan di dalam hatiku. Dengan berjalan santai aku bisa melakukan doa itu dengan suasana hati yang tenang. Sesampai di stasiun bus aku memilih duduk di halte yang kosong sehingga aku bisa lebih nyaman dan tenang mendaraskan doa-doanya. Hem, aku merasa beruntung bus yang sebelumnya sudah lewat sehingga 10 menit duduk sendiri memberikan aku cukup waktu untuk menyelesaikan untaian doaku hari ini.

Setelah seluruh untaian doa rosarioku selesai, aku menoleh ke papan pengumuman tanda ketibaan bus, dan aku tersenyum karena disana tertulis 1 menit. Mungkin aku sedikit bangga karena aku memiliki daya pengaturan waktu yang baik hari ini.

Seuntai doa rosarioku hari ini adalah doa yang khusus aku persembahkan karena aku sedang memohon sesuatu kepada Tuhanku. Semoga Tuhan mendengarkan dan mengabulkan permohonan anakNya ini.

Saturday, September 19, 2009

Hidup menjadi lebih hidup

Hidup bisa menjadi lebih hidup jika kita memiliki kemauan untuk membuat hidup itu menjadi lebih hidup. Mengapa kita ingin menjadikan hidup lebih hidup? dan hidup yang bagaimanakah hidup yang lebih hidup?

Hari ini aku bangun dari tidur tepatnya pukul 6 pagi, seperti biasa alarm handphoneku yang membangungkan aku setiap pukul 6. Namun, dengan alasan yang sangat membela diri, yakni karena pagi masih begitu dingin dan tidak ada pekerjaan yang mendesak yang perlu dikerjakan dan tidak ada kuliah di pagi hari, aku molor lagi. Aku tarik selimut menutupi tubuhku sampai ke leher karena aku tidak bisa tidur apabila aku tutup seluruh tubuhku sampai ke wajah dan kepala. Aku tidur lagi dan bisa sampai mimpi beberapa kali dengan setting yang berbeda pula. Akhirnya aku selalu benar-benar bangun dari tempat tidur pukul 8.30 pagi. Namun, ada kalanya aku bangun awal, yakni benar-benar bangun ketika alarmku membangunkanku pukul 6 pagi, apabila aku harus masuk kuliah pagi, ada tutorial, dan dikusi. Aku bangun awal karena aku harus memasak bekal untuk makan siangku. Aku selalu menghindari beli makanan di restoran bukan karena alasan makanan siap saji yang kurang bagus untuk kesehatan namun karena minimnya uang bulanan yang ada di tangan.

Hari ini aku pergi ke gereja yang jaraknya tidak sampai 5 menit jalan kaki. Aku bergegas dengan sukacita karena hari ini adalah hari Tuhan. Sesampai di gereja aku memiliki waktu untuk doa pribadi yang agak lama karena waktu misa diundur sampai 10 menit dari biasanya. Ternyata gereja ini kedatangan tamu istimewa, seorang uskup dan beliau didampingi oleh pastor John yang biasa memimpin misa di gereja ini. Banyak hal yang terlintas di benakku saat aku di gereja hari ini. Aku menyadari betapa aku tidak memiliki kehidupan yang benar-benar hidup. Aku memiliki begitu banyak beban pikiran ditambah kemalasan atau yang menghasilkan kemalasan sehingga aku merasa jauh tertinggal dibelakang orang-orang yang memiliki hidup yang benar-benar hidup.

Syukurlah aku meraskan hal ini sekarang sebelum semuanya menjadi terlambat. Namun, apakah aku akan memiliki komitmen yang teguh untuk berubah? aku tidak begitu yakin, karena seperti manusia pada umumnya, aku juga lemah dan terkadang tidak ingat akan komitmen yang telah aku buat. Aku ingin menjadikan hidupku lebih hidup karena aku ingin menikmati hidupku dalam sukacita dan dalam hidup yang sehat. Aku ingin memiliki hidup yang ceria dan tidak terbebani. Memiliki beban pikiran dan bentuk lain adalah hal yang wajar sebagai manusia, namun dalam pengalaman itu aku ingin dapat menikmatinya. Dengan demikian hidupku akan ceria dan ringan. Sepertinya kebahagiaan dan keceriaan hidup yang dulu aku miliki dijajah oleh sesuatu atau banyak hal yang aku tidak sadari. Aku ingin kembali memiliki hidup yang lebih hidup.

Apa yang dapat aku lakukan untuk memiliki hidup yang lebih hidup? Pertanyaan yang sedikit filosofis dan egois. Tapi apapun akan aku lakukan semampuku dan sesuai akal sehatku untuk menjadikan hidupku lebih hidup. Saat ini aku akan mulai melangkah untuk membuat hidupku lebih hidup. Mungkin langkah awal adalah mengubah kebiasaan bangun pagiku yang luar biasa salah. Karena sebenarnya aku masih dan selalu ingat pesan ibuku yang menyuruhku untuk selalu 'bangun pagi.' Bukan bangun kepagian atau bangun telat di pagi hari. Semoga aku bisa. (:

Thursday, September 17, 2009

Diantara 'prejudice' dan keharusan

Setelah hampir tiga bulan mengikuti perkuliahan, aku semakin mencium sebuah demonstrasi penolakan besar-besaran terhadap penggunaan 'bahasa Inggris' di dunia. Hal ini semakin tampak ketika salah satu dosen yang mengajar dikelasku menyatakan beberapa pandangan pribadinya terhadap teori ataupun artikel yang menjadi pokok bahasan di kelas kami. Pandangan yang bernada menentang penggunaan bahasa Inggris di dunia dengan bahasa halusnya yang dikutip dari seorang pakar bahasa Robert Phillipson dengan tuduhan adanya 'linguistic imperialism.'

Linguistic imperialism adalah bentuk penjajahan terakhir yang terjadi dimuka bumi. Dengan keharusan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa international terjadilah penjajahan tersembunyi. Hal ini berbau politik dan ekonomi. Para pakar yang bersuara senada mengkhawatirkan akan hilangnya beberapa atau banyak bahasa minoritas di dunia ini dengan masuknya bahasa Inggris dalam peradaban mereka. Lebih lanjut banyak kritikus yang mengolah data dan mengadakan penyelidikan sampai kepada dunia maya 'internet.'

Dalam penelitian yang mereka lakukan, terbuktilah bahwa ada begitu banyak penjajahan halus yang terjadi dengan menggunakan bahasa Inggris. Mulai dari pengharusan test bahasa Inggris berstandard interntional yang hanya difasilitasi oleh pemilik bahasa inggris itu sendiri, seperti TOEFL oleh America dan IELTS oleh Inggris, sampai kepada penggunaan bahasa inggris untuk mengkristenkan orang lain. Hal terakhir ini sebenarnya tidak dapat dijadikan tolak ukur, karena hanya dilakukan oleh beberapa golongan agama kristen tertentu, tidak benar apabila menyalahkan seluruh umat kristen atas usaha sepihak oleh pemeluk kristen tertentu. Internet juga semakin beralih menjadi alat untuk penjajahan yang menurut pakar akan mengharuskan seluruh dunia menggunakan bahasa inggris dalam penggunaanya.

Jika demikian halnya, mungkin aku akan mengutarakan sebuah pertanyaan. Apakah kita dapat bertahan hanya dengan menggunakan bahasa asli kita? yang tidak dikenal oleh dunia luar tempat kita berinteraksi dan memungkinkan terjadinya banyak mutual benefit?
Apakah aku bisa belajar sampai ke Australia dengan hanya menggunakan bahasa asliku? bahasa Indonesia? apakah Presidenku dapat menjalin hubungan bilateral dan lebih lagi jika hanya menggunakan bahasa Indonesia? Apakah para pakar di negaraku dapat menawarkan produknya baik berupa hasil penelitian, karya tangan, sampai pada hasil cipta ke dunia hanya dengan menggunakan bahasa Indonesia? Mungkin negaraku akan menjadi negara yang paling terbelakan dan tertutup dan tidak akan pernah bergerak ke arah kemajuan dan kemakmuran.

Mempelajari bahasa Inggris dan menggunakannya dalam konteks yang tepat adalah sebuah keharusan. Keharusan karena kita ingin maju, karena kita ingin mengerti dan dimengerti, karena kita ingin mengetahui banyak hal, dan karena kita ingin bertahan dan makmur, dan mungkin lebih tepatnya karena kita tidak ingin dijajah lagi.

Namun, mengapa bahasa Inggris? bukan bahasa Indonesia? adalah sebuah pertanyaan yang dapat dianggap konyol pada satu pihak dan dapat dianggap sebagai trigger bagi pihak lain. Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional ada kaitannya dengan masa penjajahan, dimana bangsa Inggris merupakan penjajah terkuat yang memiliki wilayah jajahan terluas.

Mungkin saat ini aku dapat melihat sisi lain dari prejudice dan keharusan ini dimana bahasa Inggris dapat dijadikan sebagai alat dalam bahasa lain 'dimanfaatkan.' Hal ini berdasarkan apa yang aku lihat terjadi di negara ini dan negaraku karena kebetulan sampai saat ini aku masih menginjakkan kaki di dua negara. Lihatlah produk apa yang anda pakai saat ini, mulai dari alat tulis, pakaian, mainan, sampai makanan. Ada begitu banyak beredar 'made in china.' Nah, yang ingin aku sampaikan adalah begitu hebatnya Cina memanfaatkan bahasa Inggris untuk menjajah perekonomian dunia. Mereka menjadi nomor satu dimana-mana. Bukan maksudku menyangkal bahwa banyak juga produk 'made in Japan,' 'made in Germany,' dll namun tujuan utamaku adalah mengatakan bahwa produk Cina sudah ada dimana-mana dan menyentuh segala lapisan masyarakat dengan mudah karena mereka sangat lihai dalam permainan harga.

Jadi, mungkinkah kita beralih kepada topik bahwa 'Cina adalah penjajah masa kini?'


Wednesday, September 16, 2009

Language, identity and the internet

Language is a powerful vehicle to show one's identity. Through language, people see what he is and whom he belongs to. Internet is no longer exclusive to Americans but has been overwhelming worldwide. On the internet people expose themselves through language. At the beginning the common language on the internet is English. It seems that it is the most effective updated tool for civilization; to the spread of English shows its owner's powerful reach to the world.

However huge the strength of the powerful over dominates the weak, it won't stop the latter to struggle for freedom. People do not want to lose their language and so their distinctive identities. They see the threat of the raising use of English on the internet as to demolish their native languages. Therefore they struggle to put their language on the internet. They start building web pages using their languages, even managing to use their own language as language of instructions. This is not a tough thing to do by western countries but most ASIAN countries are still struggling to make it.

By using own native language, people start sharing their culture, habits, what their countries have and so many things worth to share. This can help them to promote their countries too. However, this free sharing information worldwide grows a big concern that people's distinctive cultures and so are no longer special because they're given freely. It is an assumption that something which is given freely is no longer valued worth and so losing their essential valuable special meanings.

Tuesday, September 8, 2009

Thank you Jill

Yesterday, I attended my class in the afternoon. Intentionally, I avoided meeting people in the morning because some parts of my lips I had to cover with white cold sore cream. It was just kind of embarassing.

I arrived early so that I could choose my chair where I could hide my face. What an undeniable thing that I just couldn't hide. My friends came and greeted me. They noticed the white cream on my lip and we began talking about it.

Some friends said they never got such cold sore but my Korean friend said she had it when she felt tired. So, she said that I was just too tired that it came up. I hardly believed it until my lecturer told me the same thing.

In a break session, I rushed to the toilet to look at my lip and clean it, and put some lip blouse because my lips were so dry. Out from the toilet, I met my lecturer and she talked to me. She asked me what I put on it and showed her the cream. She said it was good, and she told me that it was because I was too tired. She asked me what time I slept every night. She was quite shocked hearing that I went to bed late every night. She told me to get enough rest, good meal, and relax.

After the break, all students were in the classroom. I was chatting with my Iraqi friend who seemed so nice to me. We talked outside the classroom, in the corridor. I noticed him holding a paper and he told me that he was preparing for our next week exam. He showed me the paper and it was the test from the last semester. Between our talk, our lecturer, Jill came bringing four melons on her hand. She gave all the melons to me and told me to drink it with mixing some honey. She said it would help me recovering from the cold sore. She was really kind. Thank you Jill. I didn't have any idea where she got the melons, but she was really nice because she really cared for her students. Again, thank you Jill.

I hope I would get better soon and can have more time for myself for rest and relax.


Saturday, September 5, 2009

Christians teaching in classroom

Many Educational observers claim that Christians are spreading thier belief to finally convert people to Christianity through teaching English. These missionaries are sent throughout the world, to the mission lands, to give free English classes. In the classroom they teach students their ideology. They firstly come to impress students in order to get these students' trust, and afterwards, converting them to their belief is just an easy part. In the classroom, they witness as it is what their bible tells them to do. To convert as many people as possible to be Christians.

Then comes a critic that Christians must not convert people they are taught through the bible to respect others. This is the starting point of contradictory between witnessing and respecting others.

Educational observers emphasizes that having a desire to convert people is totally not compatible to respect to others. As Christians English teachers, they should not put their religious values in the teaching process and content. Yet, educational observers are aware of the teaching purpose to 'change.' But this change should not be interpreted as to change to a belief, to Christianity. This is totally unacceptable.

Seeing from a teacher's point of view, I think teaching is really 'teaching for change.' Teaching for change means by giving knowledge to students, by helping them to understand what they've never known before or doubtful about. There comes a change from not knowing to knowing, from misunderstanding to well understanding, from less knowing to much knowing. Yet, the teachers who already own their belief are surely holding to that values in every actions of their teachings. However, these teachers should teach based on what the curriculum tells them. They should teach the content of the lessons not the content of their religions. So, any teachers, despite their religions, should keep in mind to teach the lessons not their belief.


I love you?

Attended a class overseas, we're taught that the sentence 'I love you' is not something special but just a general sentence to mean common care to everyone.

One of my Asian professors said that she was much troubled with her male westerns colleagues fond of saying 'I love you' to her. She told him several times not to say that to her because it meant special to her. Her friend tried to explain to her that he just liked saying that and it did not mean a thing. There was a clash between two cultures, westerners and Asians. One who sees that as a special thing and can only be mentioned in a special occasion by a very true intention of falling in love. On the other hand, the man only says that for a kind of care which means nothing at all referring to falling in love.

Every Asian students in my class nodding their head when my professor tells her experience above. But what is interesting here, I think, is that she has not been able to accept cultural difference. In order to feel comfortable in such situation, she should be able to negotiate with cultural difference. When she has come to that phase, I'm sure, she can feel comfortable when any westerners say 'I love you' to her. And feels it in more sense of 'real love'when her native friends say the words.

This is just one examples of hundreds of thousands or millions of cultural differences between western countries and Asia.

Friday, September 4, 2009

Cold Sore

Cold sore is really irritating. It happens to me again. It happened to me last year when I visited this country, Australia, in winter. This time I come again in winter and it's happening again after my two-month stay. What a disaster for me.

From what I read about cold sore it was caused by several conditions, but in my case it was because of the cold season. I now believe that I'm allergic to cold. Lucky that I went to pharmacist last year and this year I went to pharmacy again to buy cold sore cream.

What is interesting is that the sore is happening at the same place as my last sore on my lips. And though it is on my same lip but the shape of the blister is different from last time. Luckily I asked the pharmacist that they recommended me different cream. The one I was given last time was for leaking sore while this one is not. 'Good to ask after all.'

Thursday, September 3, 2009

I'm proud of my body

My body is my beautiful body and I'm proud of my body. This should sound quite irritating to others who see it from a negative point of view. However, I'm stressing here that it's the body that my Lord has given me and I'm grateful for that.

So many people, hundreds, thousands, or maybe millions, out there who are not accepting their bodies. They are not satisfied with what they've been given. They do plastic surgeries and intensely try to be like 0thers. This is just making them lose their own identities of uniqueness. Every man is unique and therefore it is not to regret to have what we've got.

So how can I be proud of myself? I am proud of myself because it is what I get from how for all times I take care of it, from my childhood until I grow up. I have done my best to take care of my body and to make it healthy. So, if this is what my body is, this is what I am proud of. I will surely like every single parts of my body. I like my nose though it is not sharp like those western people, I like my skin though it is not fair, I like my black eyes, my curly hair, and all. Of course it s not to judge others' bodies are not worth admired.

So, I am proud of my body and will always be.