Monday, September 21, 2009

Seuntai doa

Kakiku melangkah menapaki jalan yang melintas sebuah terowong jembatan menuju stasiun bus. Aku selalu malalui terowong kereta api untuk bisa mencapai jalan diseberang dimana aku biasa naik bus. Kali ini aku berangkat lebih awal 30 menit dari biasa karena hari ini aku ingin melakukan sesuatu.

Seperti biasa aku akan menunggu bus di halte sampai bus tiba, dan saat ini aku harus menunggu 10 menit karena bus yang sebelumnya baru saja melintas. Mungkin aku kurang beruntung hari ini, atau mungkin aku sudah mengaturnya sedemikian karena aku ingin melakukan sesuatu.

Sepanjang perjalanan aku sudah menggenggam rosario kecil terbuat dari kayu, hadiah yang aku terima beberapa bulan yang lalu, dan mulai mendaraskan doa-doanya sepanjang perjalanan di dalam hatiku. Dengan berjalan santai aku bisa melakukan doa itu dengan suasana hati yang tenang. Sesampai di stasiun bus aku memilih duduk di halte yang kosong sehingga aku bisa lebih nyaman dan tenang mendaraskan doa-doanya. Hem, aku merasa beruntung bus yang sebelumnya sudah lewat sehingga 10 menit duduk sendiri memberikan aku cukup waktu untuk menyelesaikan untaian doaku hari ini.

Setelah seluruh untaian doa rosarioku selesai, aku menoleh ke papan pengumuman tanda ketibaan bus, dan aku tersenyum karena disana tertulis 1 menit. Mungkin aku sedikit bangga karena aku memiliki daya pengaturan waktu yang baik hari ini.

Seuntai doa rosarioku hari ini adalah doa yang khusus aku persembahkan karena aku sedang memohon sesuatu kepada Tuhanku. Semoga Tuhan mendengarkan dan mengabulkan permohonan anakNya ini.

No comments: